Sentuhan

 

Tablo reader up chevron

Introduction

"Aku ingin menyentuhmu.. 
bukan sesekali seperti ini, bukan seperti hujan di gurun tandus yang akan turun ketika perjalanan matahari telah lelah di ujung 6 bulan,bukan seperti para jin pesuruh Sangkuriang yang lari ketakutan saat Dayang Sumbi mengetuk alu dan menyingkap selendang ketika dia hendak menerbitkan sang mentari lebih awal ,bukan seperti boneka di etalase toko seberang rumah ,yang dibiarkan berdebu hingga hilang minat sang pembeli untuk melongok sebentar keindahan mata mata berbinar yang lucu itu , 
" Aku ingin menyentuhmu ,Yang" setengah berbisik dia mengucapkan kata kata kosong itu .bukan kosong ,kata kata yang semakin memudar kehilangan maknanya ,sepertinya mereka takut untuk kembali menempati tempat mereka ,atau mereka terlalu lelah karna terlalu lama mereka mengejar sesuatu yang tak mungkin direngkuh sepenuhnya . 
Pria disampingnya tak menyadari jalinan kata kata yang terkunci di ujung senyuman indah itu , senyum yang banyak mematahkan hati setiap pria . 
Senyum yang hanya terpaut untuk seseorang yang telah mengambil hatinya tapi tak ingin memiliki atau mengembalikannya . 
Ditatapnya kembali mata itu, "Aku ingin menyentuhmu .." Pria itu tetap sibuk menjelajahi setiap lekuk indah , menjamah ujung ujung hasrat tak berpenghuni ,menariknya keluar lalu menghempaskannya kembali . Mungkin sudah ratusan, bukan kita sudah melakukannya sebelum ikatan itu membelenggu sisi indah pria-nya ,sebelum setan betina itu menyeruak mengambil semua hidupnya ,membuang semua kepenuhan kata asa yang dahulu kami sebut 'cinta' . Cinta tersenyum miris aku mendengarnya , tak tahu lagi makna kata yang selalu diagungkan agungkan sebagai anugerah , anugerah yang membawa melambung ke atas awan walau tanpa sayap kemudian membantingmu menuju perkuburan berbalut siksaan melucuti setiap derai tawa, tangis bahagia yang selalu pasangan pasangan itu dendangkan sebelum itu menjadi tsunami hebat di hati mereka . Ku pandang lagi mata itu ,cinta .. ya aku mencintaimu dari ujung kepala hingga ujung kaki ku ,mencintaimu hingga ke bentuk terkecil partikel partikel kasat mata ,mencintaimu hingga tak ada lagi zat kimia yang bisa di urai untuk menjelaskan praktikum tolol apa yang sedang aku jalani hanya untuk mendapat nilai A dimatamu . Mencintaimu walau aku tahu tak hanya aku yang memilikimu di sepertiga minggu , mencintaimu untuk mengisi sang setan betina yang tak pernah mampu memberimu kepuasaan untuk mengisi jelaga jelaga kerontang yang terus berdenting hingga membuatmu kepayahan karna hasrat yang tak jua tersalurkan ,lalu saat itu kau datang padaku . 
Memasang topeng sang Arjuna ,membuaiku dengan irama nirwana , lalu setelah cawan cawan itu penuh dan tumpah ruah ,kau tetap tak pernah puas kau rengguk lagi sisa sisa lelehannya ,membuatku hancur remuk tak bernyawa dan kau pergi .. Kembali ke sarang mu dan setan betina itu , dan kau ulangi lagi hal itu ,kau menyeruput semua hal dari setan-mu dari tubuh tua yang sudah bergelambir itu ,semua termasuk kekayaaannya . Kekayaan yang membuatmu tetap bernafas walau harus memperbudak dirimu untuk hal yang tak akan pernah kau bawa ke dalam tempat terakhirmu . "Aku ingin menyentuhmu, Yang" kali ini perempuan itu mengeraskan suara . Lelakinya tersenyum, menatap matanya ,lalu membelainya "Nah ,aku sudah menyentuhmu .." lelakinya tertawa . Dia hanya menatap tidak mengerti .

Comment Log in or Join Tablo to comment on this chapter...
~

You might like Sinta Amelia's other books...